Rosichin M.
Masyarakat desa tradisional mendapat desakan kuat modernisme dan industrialisasi yang terus merambah. Mereka sebagai orang-orang pinggiran tak mau terpuruk dan jatuh ke titik nol kehidupan. Sejalan dengan prinsip "dahulukan selamat" yang ditawarkan Roumasser, mereka mencipta ruang-ruang sendiri sebagai strategi melangsungkan hidupnya, sekaligus sebagai respon sistem yang ada yang kurang membela atau memberi angin segar kepada orang-orang pinggiran. Ruang profesi ojek menjadi ruang tumpuan yang diisi para suami, dan ruang lain, ruang sambilan yang menjadi penopangnya diisi para istri tapi tidak sampai menjadi ruang pelacur jalanan.
Tulisan hasil riset di atas terbit bersama tulisan hasil riset teman-teman, di antaranya tentang agama lokal, kearifan lokal, dan ritual. Untuk mengetahui lebih jauh bisa dibaca di buku yang disunting Direktur Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta, Irwan Abdullah et.al. Judul buku "Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global". Editor: Iwan Abdullah et.al. Penerbit: Sekolah Pascasarjana UGM dan Pustaka Pelajar Yogyakarta. 2008. p. 457.
Friday, January 16, 2009
ETIKA SUBSISTEN ORANG-ORANG PINGGIRAN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment