Tuesday, June 9, 2009

KUNCI PILIH PRESIDEN Antara Kelakar dan Berakar


elRos Ms.

Kunci pilih Presiden yang paling sederhana; hasil reduksi bincang2 orang2 awam politik antara kelakar dan berakar di lorong waktu rona mentari.



Sarinem penjual jamu gendong yang cantik manis menawarkan dagangannya ke komunitas pengojek "Dame". Bejo pengojek yang masih muda langsung minta, nem aku beras kencur; Suryo pengojek yang ganteng pun menyela, nem aku kunir asem. Tak berselang lama Inem pun memenuhi permintaan kedua pengojek. Sambil menyodorkan jamunya, Inem berkata: mas Suryo aku punya kunci pilih Presiden, tidak perlu bingung untuk pilih Presiden mendatang. Suryo pun tanya: apa Nem kuncinya. Gampang banget Yo, lihat visi, misi dan program2 yang disodorkan. Lihat program apa saja, untuk : 1) 100 hari pertama, 100 hari ke dua, dan 100 hari ke tiga setelah disumpah, 2) jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pokok2 isi programnya tidak boleh tidak, 1) memajukan bangsa dan negara RI tercinta, 2) meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, Seru Inem.

Nem sela Bejo, yang penting menurutku, Kalau sudah jadi Presiden, Presiden harus dekat dengan Tuhan YME dan cinta/dekat seluruh rakyat, jangan dekatnya cuma pada kelompok/rakyat tertentu, dan mau menanggalkan baju partainya dan atau baju2 lainnya, serta harus ihlas berganti mengenakan baju merah putih dengan gagah berani. Kalau saya celetuk Suryo: Calon Presiden harus bersedia menandatangani kontrak sosial politik yang disaksikan wakil2 rakyat yang benar2 wakil rakyat, jangan wakil rakyat instan. Isinya, 1) Pendidikan gratis, dan 2) pengobatan gratis. Kontrak sosial politik ini menjadi dasar evaluasi pelaksanaan program Presiden terpilih; Jika Presiden menyimpang, melanggar dan atau tidak melaksanakan kontrak sosial politik tersebut, Presiden bisa diturunkan dari jabatannnya, selain bisa diturunkan berdasar Undang-undang yang berlaku. Bejo menimpali, Kontrak sosial politik harus dilakukan para calon Presiden dengan rakyatnya dan di iyakan ke dua belah pihak, dan kontrak sosial politik secara otomatis tidak berlaku lagi bagi calon Presiden yang tidak terpilih menjadi Presiden.

Kalau serba gratis, khususnya pendidikan Yo, aku mau sekolah lagi agar aku tambah smart, dan kelak bisa ikut berkompetisi dalam pemilihan Presiden, kelakar Inem sambil melangkah pergi.

1 comment:

  1. Inggih, Pak.. Menikolah lelakoning bloggirl kirang damelan. Dadose katut aliran 'narsis".

    ReplyDelete