Iing Faoky
Sejarah menjadi saksi, bukan hanya derai air mata insan yang menjadi kapital merebut kemerdekaan dari sang penjajah. Beraneka jenis dan bentuk kapital waktu itu digadaikan demi ibu pertiwi tercinta. Beribu janda rela sang suami pulang diusung keranda tinggal nama, menjadi pahlawan atau suhada. Kini ibu pertiwi terus meneteskan air mata kepiluan hingga menjadi sebuah telaga warna iba lantaran kemerdekaannya diisi dengan tetes-tetes darah arogansi, kecongkakan dan ketakpastian yang tak berujung dan bertepi.
sayang ,.. sampai merdeka saat ini pun ibu pertiwi masih menangis
ReplyDeletetetap tegar indonesiaku..ada masanya suatu negara kondisinya naik turun..mudah-mudahan ini hanya proses untuk menjadi negara yang tangguh...
ReplyDelete